Jaiman menjelaskan, pelaksanaan upacara adat labuh laut sembonyo ini juga didasarkan pada penanggalan jawa. Dimana setiap pelaksanaan, hanya dilakukan pada Bulan Sela, Jumat Kliwon. Dimana penetapan pelaksaan itu sudah dari turun temurun.
“Saat pandemi Covid-19 dua tahun lalu, upacara adat labuh laut sembonyo hanya dilakukan sederhana, tidak seperti saat ini,” ujarnya.
Pria berkumis itu mengungkapkan, untuk sesaji yang dilarungkan juga beraneka ragam. Karena wujud syukur dari laut, maka yang dilarungkan adalah penggambaran jenis-jenis ikan. Mulai dari ikan tongkol, layur, gurita dan tuna.
“Kami berharap dengan adanya upacara adat labuh laut sembonyo ini bisa menjaga tradisi dari leluhur. Selain itu juga bisa meningkatkan pariwisata serta perekonomian masyarakat sekitar,” papar dia.
Editor : Muhammad Andi Setiawan