Setelah Mikhail Kutuzov memasuki Sekolah Artileri, dia cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Dia dan menjadi salah satu murid terbaik karena kepandaiannya. Saat usianya baru 16 tahun, dia sudah menjabat sebagai ajudan Gubernur Jenderal Revel. Enam bulan kemudian, dia melanjutkan kariernya di dinas militer aktif.
Mikhael Kutuzov tidak hanya tangguh dalam pertempuran. Dia juga pernah mengambil bagian dalam urusan diplomatik dan diangkat menjadi duta besar untuk Konstantinopel. Setelah itu, dia memerintah di Finlandia dan pada 1802 menjadi Gubernur Jenderal St Petersburg.
Meskipun Marsekal Mikhail Kutuzov pernah gagal bersama pasukan Rusia dalam merebut benteng Turki di Brailov tahun 1809, dia tak menyerah begitu saja pada pertempuran selanjutnya. Ketika Rusia dan Prancis bertempur di Borodino, Pasukan Rusia terpaksa menyerahkan ibu kota Moskow.
"Namun, berkat rencana cerdasnya, Napoleon dan pasukannya kalah dan akhirnya mundur menuju wilayah selatan Rusia," kata Prabowo.
Di saat manuver mundur itulah Napoleon dilanda penderitaan terus-menerus akibat gempuran pasukan Rusia. Dia begitu tidak berdaya karena kelaparan dan suhu yang sangat dingin di bawah nol derajat Celsius. Akhirnya Napoleon kembali ke Paris. Ini menjadi pertempuran yang memalukan bagi Prancis.
Prabowo mengatakan, ada yang menyatakan bahwa Kutuzov seperti Roland dalam novel abad pertengahan yang merupakan seorang kesatria tanpa rasa takut, dan menyelamatkan Rusia dari pasukan invasi Napoleon. Berkat jasanya ini, dia dikenal sebagai pahlawan Rusia.
"Perjuangan hidupnya untuk mempertahankan tanah airnya tidaklah mudah, begitu menginspirasi dan menjadi panutan," ujarnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan