JAKARTA, iNews.id – Apakah mengirim Al Fatihah untuk orang yang sudah meninggal akan sampai? Pertanyaan semacam ini kerap muncul di masyarakat. Persoalan itu merupakan khilafiyah di kalangan para ulama.
KH Muhammad Sholikhin dalam buknya Ritual & Tradisi Islam Jawa menerangkan bahwa para ulama tahqiq sepakat tentang sampainya pahala bacaan Al Quran, termasuk Surat Yasin maupun Al Fatihah untuk orang yang sudah meninggal dan mereka mendapat manfaat dari bacaan tersebut.
Para ulama juga sepakat membaca Alquran termasuk Surat Al Fatihah dan Yasin baik berdoa sebelum maupun sesudah membacanya bagi orang yang meninggal pahala bacaannya tetap akan sampai sebagaimana pendapat ulama Maliki, Hanafi dan Hanbali. Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu Al Fatawa 24/313-306 seperti dilansir dari ltnnujabar.or.id menjelaskan:
اِنَّ ثَوَابَ الْعِبَادَاتِ الْبَدَنِيَّةِ مِنَ الصَّلاَةِ وَالْقِرَاءَةِ وَغَيْرِهِمَا يَصِلُ إِلَى الْمَيِّتِ كَمَا يَصِلُ إِلَيْهِ ثَوَابُ الْعِبَادَاتِ الْمَالِيَّةِ بِاْلإِجْمَاعِ وَهَذَا مَذْهَبُ أَبِي حَنِيْفَةَ وَأَحْمَدَ وَغَيْرِهِمَا وَقَوْلُ طَائِفَةٍ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِي وَمَالِكٍ وَهُوَ الصَّوَابُ ِلأَدِلَّةٍ كَثِيْرَةٍ ذَكَرْنَاهَا فِي غَيْرِ هَذَا الْمَوْضِعِ (اقتضاء الصراط المستقيم لابن تيمية 2 / 261)
“Sesungguhnya pahala ibadah secara fisik seperti salat, membaca al-Quran dan lainnya, bisa sampai kepada mayit sebagaimana ibadah yang bersifat harta secara Ijma’. Ini adalah pendapat Abu Hanifah, Ahmad, kelompok ulama Syafi’iyah dan Malikiyah. Ini adalah yang benar berdasarkan dalil-dalil yang banyak, yang kami jelaskan di lain kitab ini (dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ al-Fatawa 24/306-313).”
Dari dalil tersebut di atas jelas menyatakan bahwa mengirimkan doa termasuk Al Fatihah untuk orang yang sudah meninggal bisa sampai pahalanya kepada si mayit. Bagaimana cara mengirimkan Al Fatihah untuk orang yang sudah meninggal?
Cara mengirim Al Fatihah untuk orang yang sudah meninggal yakni diawali dengan tawasul kepada Nabi Muhammad, para wali dan orang-orang saleh. Tawasul yakni mendekatkan diri kepada Allah swt dalam bentuk doa atau ibadah lainnya, dengan menggunakan perantara lain, seperti nama-nama Allah yang mulia (al-Asma’ al-Husna), sifat-sifat-Nya, amal shaleh, atau melalui makhluk Allah, baik dengan doanya atau kedudukannya yang mulia di sisi Allah.
Seorang muslim yang bertawasul, wajib meyakini bahwa permohonan hajatnya harus senantiasa ditujukan hanya kepada Allah semata dan juga wajib meyakini bahwa Allah lah yang akan menjawab doanya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan