Sebagai seorang istri, Hartini merupakan sosok yang sangat berbakti kepada suaminya, "Kalau bapak datang, saya lepaskan sepatunya. Sambalnya harus saya yang ngulek, kalau sembahyang saya yang menggelarkan sajadahnya, pokoknya saya ingin berperan sebagai ibu, kekasih, sekaligus teman bapak." kata Hartini sesuai yang tertulis dalam buku biografinya. Dari pernikahannya dengan Soekarno Hartini mempunyai dua orang putera yaitu Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra
Hartini menjadi sosok yang paling rajin menjenguk Soekarno ketika berstatus sebagai tahanan politik di Wisma Yaso, Jakarta tahun 1969-1970. Hartini sering membawakan jajanan pasar kesukaan suaminya serta setia menemani suaminya menghabiskan waktu sepanjang hari, bahkan Hartini rela menunggui suami tercintanya ketika tidur di siang hari. kesetiaan Hartini kepada sang suami tidaklah luntur bagaimanapun kondisi suaminya, Hartini dengan penuh kasih sayang selalu menemani sang proklamator sampai akhir hayatnya, dipangkuan Hartini juga Soekarno menghembuskan nafasnya yang terakhir tanggal 21 Juni 1970.
Berawal dari pertemuannya karena sayur lodeh di Salatiga , Presiden Soekarno menemukan pendamping hidupnya yang selalu setia menemani dan mendukung setiap perjuangannya untuk memajukan Indonesia sampai akhir nafasnya berhembus. Sebuah kisah tentang perjuangan dan kesetiaan yang akan selalu terkenang dihati masyarakat Indonesia khususnya Salatiga.
Editor : Muhammad Andi Setiawan