JAKARTA,iNews.Id – Penolakan warga Desa Wadas, Purworejo terhadap penambangan batu andesit untuk proyek bendungan di kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah berakhir dengan kericuhan dan kekerasan Senin (7/2/2022). Kejadian tersebut turut mengundang keprihatinan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PBNU berharap kasus ini harus dijadikan evaluasi pemerintah, terutama aparat keamanan agar selalu mengutamakan cara yang persuasif dan humanis.
Dari keterangan tertulis yang diterima oleh iNewsSalatiga mengungkapkan informasi bahwa Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) turut prihatin atas kasus kekerasan dalam penanganan warga Desa Wadas yang menolak penambangan batu andesit untuk proyek bendungan di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah,
“PBNU meminta kepada seluruh aparat keamanan dan aparat pemerintah agar menggunakan pendekatan dialog yang humanis dengan mengedepankan prinsip musyawarah (syûra) dan menghindarkan cara-cara kekerasan yang merugikan para pihak dan menimbulkan mafsadah (kerusakan),” ujar Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi di Jakarta, Rabu (9/2/2022).
Fahrur Rozi mengatakan, PBNU juga mengimbau kepada semua pihak agar selalu mengedepankan semangat persaudaraan dan kemanusiaan dalam menyelesaikan segala permasalahan. Dengan cara ini, dia yakin akan menghasilkan solusi yang bisa diterima banyak pihak tanpa merendahkan nilai-nilai hak asasi manusia.
Editor : Muhammad Andi Setiawan