SALATIGA, iNewsSalatiga- Bulan Dzulqadah atau Zulkaidah merupakan bulan ke-11 dalam bulan Hijriah. Bulan ini jatuh pada hari Mingggu tanggal 21 Mei 2023.
Bulan ini disebut juga dengan Al-Qadah atau juga Al-Qidah, yang berarti diam. Bulan Dzulqadah merupakan bulan haram (suci) dimana dalam bulan ini dilarang adanya pertempuran darah atau peperangan.
Sesuai dengan sebuah hadits dari Abu Bakr, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya di hari saat Allah SWT menciptakan langit dan bumi, satu tahun ada dua belas bulan, di dalamnya terdapat empat bulan yang diharamkan Allah SWT, tiga bulan berturut-turut: Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharam, dan Rajab adalah bulan (mudhar) yang terletak antara Jumadal akhir dan Sya’ban.”
Bulan Dzulqadah pun menjadi salah satu dari empat bulan yang dimuliakan karena memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan, seperti :
- Bulan Haram
Keistimewan yang pertama, Dzulqadah merupakan salah satu di antara empat bulan yang dimuliakan (asyhurul hurum). Bahkan, bulan ini menjadi permulaannya. Tiga bulan lainnya adalah Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah (9) ayat 36:
Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab)” (QS at-Taubah: 36).
Bulan ini diberi nama Dzulqadah karena masyarakat Arab tidak berangkat perang di bulan ini (qu'ud 'anil qital).
- Amalan Pahala Dilipatgandakan
Keistimewaan Bulan Dzulqadah berikutnya yaitu dilipatgandakan amal baik maupun amal buruknya. Sebagaimana sesuai dengan tafsir At-Thabari yang disebutkan bahwa Dzulqadah adalah bulan yang suci lagi diagungkan kehormatannya. Dimana didalamnya dijelaskan bahwa segala amalan baik akan dilipatgandakan pahalanya sebaliknya amalan buruk akan dilipatgandakan dosanya.
- Disebut sebagai Bulan Haji
Bulan Dzulqadah merupakan salah satu di antara tiga bulan haji. Bulan yang sah ihram untuk berhaji lainnya terdapat di Bulan Syawal dan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.
Hal ini sesuai dengan dalil yang telah disebutkan dalam Al-qur'an Surah Al-Baqarah : 167 yang artinya :
“(Musim) haji itu (berlangsung pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Siapa yang mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, janganlah berbuat rafaṡ, berbuat maksiat, dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala kebaikan yang kamu kerjakan (pasti) Allah mengetahuinya. Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS al-Baqarah: 197).
- Rasul Umrah di Bulan Dzulqadah
Ketiga, Rasulullah saw tidak pernah melakukan umrah kecuali pada bulan Dzulqa’dah. Sahabat Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu meriwayatkan sebuah hadits berikut.
Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji” (HR al-Bukhari).
- Bulan dimana Allah berbicara dengan Nabi Musa
Keistimewaan lain dari bulan Dzulqa’dah, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berjanji kepada Nabi Musa ‘alaihis salam untuk berbicara dengannya selama tiga puluh malam di bulan Dzulqa’dah, ditambah sepuluh malam di awal bulan Dzul Hijjah berdasarkan pendapat mayoritas para ahli tafsir (Tafsir Ibni Katsir II/244), sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (untuk memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi)…” (Qs. al-A’raaf: 142).
Editor : Muhammad Andi Setiawan