JAKARTA,iNewsSalatiga.id - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memberikan wacana bahwa vaksin Covid-19 mulai tahun 2023 tidak akan ditanggung pemerintah. Artinya bagi warga yang ingin vaksin Covid-19 maka harus mengeluarkan biaya sendiri. Akan tetapi Vaksin berbayar ini hanya ditujukan untuk asyarakat yang bukan penerima bantuan iuran (PBI).
Wacana Vaksin berbayar tersebut direspon oleh Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, Dirinya menanggapi Vaksin berbayar ini hanya ditujukan untuk masyarakat yang bukan penerima bantuan iuran (PBI).
Untuk kedepannya vaksin berbayar ini akan diberi harga kisaran Rp150 ribu per dosisnya. Sehingga masyarakat yang membutuhkan vaksin dapat membelinya dengan mudah. Rencana vaksin berbayar ini dimaksudkan sebagai langkah transisi pandemi menuju endemi.
“Memang ada wacana untuk booster kedua (berbayar) ini, untuk yang pemegang PBI dibebaskan. Tapi untuk non PBI itu dia diwacanakan untuk berbayar,” kata Wapres usai menghadiri acara di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Kamis (26/1/2023).
Selain itu, wacana vaksin Covid-19 berbayar juga mempunyai tujuan untuk mengurangi beban subsidi yang sangat berat dengan gotong-royong.“Supaya kurangi beban subsidi juga menghidupkan kita untuk saling membantu bergotong-royong, yang kuat membantu yang lemah, sehingga rasa solidaritas saling membantu ada dan beban subsidi ini bisa berkurang,” kata Wapres.
Wapres menegaskan jika vaksin Covid-19 berbayar telah disetujui dipastikan harganya tidak akan memberatkan.
“Bagi mereka yang bukan pemegang PBI dia diberikan bisa bayar sendiri dengan harga yang wajar terjangkau dan nggak memberatkan. Dan kemudian orang karena bayar nggak mau di booster, mangkanya harganya gak halangi orang untuk melakukan booster,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wapres mengatakan pemerintah saat ini berupaya untuk meningkatkan imunitas masyarakat. Salah satunya dengan pemberian booster kedua yang mulai diberikan untuk masyarakat umum sejak 24 Januari 2023 lalu.
“Kita akan terus masyarakat memiliki imunitas, kekebalan karena itu terus dilakukan vaksinasi kalau yang belum vaksin lengkap agar vaksin lengkap kemudian di booster kemudian di booster kedua sudah masuk,” tandasnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan