PYONGYANG,iNews.id - Terdeteksinya virus baru di China, membuat Korea Utara (Korut) pada Rabu (24/8/2022) menyerukan peningkatan kewaspadaan. Seruan ini muncul hanya beberapa pekan setelah negara itu mengklaim kemenangan atas krisis COVID-19.
Rodong Sinmun, sebuah organ dari Partai Buruh Utara, memuat sebuah artikel yang memperingatkan bahwa virus zoonosis baru yang disebut Langya henipavirus dapat menyebabkan "pandemi lain."
"Beberapa ahli mengatakan virus itu bisa merenggut nyawa seperti virus corona baru jika terinfeksi di antara orang-orang karena virus itu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah," sebut laporan Rondong Sinmun, seperti dikutip dari Yonhap.
Virus Langya diketahui telah menginfeksi 35 orang pada tahun lalu sejak pertama kali ditemukan di provinsi Shandong, Tiongkok timur, pada Desember 2018. Pyongyang mengumumkan kasus COVID-19 pertamanya pada 12 Mei setelah mengklaim bebas virus corona selama lebih dari dua tahun.
Sejak mendeklarasikan kemenangan atas virus, ia telah mencabut mandat masker wajah dan mengurangi pembatasan antivirus di seluruh negeri.
Pyongyang juga mengumumkan diakhirinya kebijakan penahanan ketat yang diberlakukan musim semi lalu. Selama pidato pada Kamis (11/8/2022), Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un memuji para dokter dan "pejuang kesehatan" lainnya yang bekerja melalui pandemi.
Kim menyatakan, Pyongyang telah memenangkan pertempurannya dengan virus corona dan memusnahkan patogen mematikan di dalam perbatasannya.
“Perang karantina yang menyakitkan telah berakhir, dan hari ini kami akhirnya menyatakan kemenangan,” ujar Kim, seperti dikutip media pemerintah.
Meskipun pejabat Korea Utara pada awalnya menyatakan negara itu tidak memiliki kasus untuk beberapa waktu setelah wabah global dimulai, mereka akhirnya mengakui infeksi pada Mei tahun ini, dengan Kim mengakui negara itu menghadapi “krisis epidemi yang parah.”
Namun, pemimpin tersebut mengklaim berkat “kemauan kuat dan upaya tak kenal putus asa” dari para ilmuwan dan petugas kesehatan, pandemi telah “sepenuhnya diselesaikan” di Korea Utara.
Editor : Muhammad Andi Setiawan