"Rusia telah menjadikan energi sebagai senjata, dan kami telah melihat gangguan gas lebih lanjut diumumkan dalam beberapa hari terakhir. Semua ini adalah bagian dari strategi Rusia untuk merusak persatuan kami.
Risiko gangguan gas penuh sekarang lebih nyata dari sebelumnya," tutur Timmermans kepada anggota parlemen Uni Eropa.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, pengurangan pasokan gas Rusia ke Eropa adalah karena masalah teknis, bukan alasan politik. Dia menegaskan, Rusia tidak memiliki agenda tersembunyi.
Sementara itu, Habeck meminta semua konsumen, baik industri, rumah tangga, dan lembaga publik untuk mengurangi konsumsi gas sebanyak mungkin agar bisa melewati musim dingin.
Adapun harga gas alam berjangka Eropa telah melonjak sekitar 60 persen sejak pertengahan bulan ini, diperdagangkan sekitar 140 dolar AS per megawatt hour (MWh), menurut data dari Intercontinental Exchange. Habeck mengatakan, saat ini fasilitas penyimpanan gas Jerman penuh 58 persen, namun untuk mencapai 90 persen pada Desember tidak akan dapat dicapai tanpa tindakan lebih lanjut.
"Kami berada dalam konfrontasi ekonomi dengan Rusia," ujar Habeck.
Pembatasan aliran gas Gazprom baru-baru ini terjadi setelah memutuskan pasokan ke Polandia, Bulgaria dan Finlandia, dan ke perusahaan-perusahaan energi di Denmark, Jerman dan Belanda karena menolak membayar dengan rubel.
Jerman, Austria dan negara-negara Uni Eropa lainnya akhirnya beralih ke pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan minyak sehingga lebih banyak gas dapat dialihkan ke penyimpanan untuk memanaskan rumah selama musim dingin.
Editor : Muhammad Andi Setiawan