Sapardi Djoko Damono merupakan salah satu sastrawan pada Angkatan 50-an. Ia lahir di Surakarta, 20 Maret 1940. Ia dikenal dengan puisi-puisinya yang menggunakan bahasa sederhana namun tetap bernuansa romantis.
Sejumlah puisinya yang terkenal ialah Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Saking populernya puisi-puisi Sapardi Djoko Damono, sebagian besar puisinya dibuat musikalisasi.
4. Chairil Anwar
Chairil Anwar merupakan sastrawan Angkatan 45 yang lahir di Medan, Sumatera Utara pada 26 Juli 1922. Ia adalah penyair yang memiliki julukan Si Binatang Jalang karena salah satu puisinya yang berjudul Aku.
Ia disebut-sebut juga sebagai pelopor sastrawan dari Angkatan 45 sekaligus puisi modern Indonesia. Semasa hidupnya, Chairil Anwar telah menulis sekitar 94 karya, dengan 70 di antaranya merupakan puisi.
Oleh Pustaka Rakyat, seluruh karyanya diterbitkan dalam bentuk kompilasi dengan judul Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950). Tiga Menguak Takdir diterbitkan bersama sastrawan Asrul Sani dan Rivai Apin.
Artikel ini telah diterbitkan di halaman SINDOnews.com pada Jum'at, 17 Juni 2022 - 10:50 WIB oleh Almas Taqiyya/Litbang MPI dengan judul "4 Sastrawan Indonesia dengan Karya Luar Biasa, Nomor 2 Kandidat Peraih Nobel". Untuk selengkapnya kunjungi:
https://nasional.sindonews.com/read/800587/15/4-sastrawan-indonesia-dengan-karya-luar-biasa-nomor-2-kandidat-peraih-nobel-1655435164?showpage=all
Editor : Muhammad Andi Setiawan