Meneliti Asteroid Ryugu, Jepang Berhasil Ungkap Adanya Kehidupan di Planet Lain

JAKARTA,iNews.id - Bongkahan asteroid hitam besar yang diberi nama Ryugu yang merupakan objek penelitian Jepang.ini merupakan target dari pesawat luar angkasa Hayabusa2.

Kembali pada tahun 2019 lalu, pesawat luar angkasa canggih Negeri Sakura itu mampu menangkap sampel dari batuan luar angkasa dan membawanya ke Bumi.

Disadur dari Metro, Senin (13/6/2022), sejak saat itu para ilmuwan lantas menganalisis asteroid sebesar 5,4 gram tersebut.

Setelah kurang lebih 3 tahun penelitian, Kementerian Pendidikan Jepang telah membagikan temuan dari asteroid tersebut, yakni Ryugu mengandung kunci dari adanya sebuah sebuah kehidupan di planet lain.

Untuk diketahui, para peneliti menyebut Ryugu sebagai 'materi paling primitif di Tata Surya yang pernah dipelajari.

Hal itu, karena Ryugu diyakini sebagai fragmen kaya karbon dari asteroid yang lebih besar yang terbentuk dari debu dan gas yang ada di luar angkasa pada awal terbentuknya sistem Tata Surya.

Menariknya, tim penelitian tersebut telah mengidentifikasi lebih dari 20 jenis asam amino dalam sampel yang dibawa pulang ke Bumi pada akhir 2020.

Asam amino sendiri, merupakan sebuah protein paling awal yang dihasilkan oleh suatu organisme hidup berdasarkan kode DNA mereka.

“Kami mendeteksi berbagai senyawa organik prebiotik dalam sampel, termasuk asam amino proteinogenik, hidrokarbon aromatik polisiklik yang mirip dengan minyak bumi terestrial, dan berbagai senyawa nitrogen,” ungkap Hiroshi Naraoka seorang ilmuwan dari Universitas Kyushu yang memimpin tim riset.
Molekul organik prebiotik ini, dapat menyebar ke seluruh Tata Surya dan berpotensi menjadi debu antarplanet dari permukaan Ruygu karena benturan atau penyebab lainnya.

Dengan demikian, Ryugu bisa memberi petunjuk tentang bagaimana kehidupan dimulai di planet Bumi.

Kemudian, asteroid itu juga menunjukkan bahwa di suatu tempat di luar sana, ada kemungkinan besar bentuk kehidupan makhluk luar angkasa atau yang biasa disebut alien dan mungkin telah berkembang di planet lain.

 

Editor : Muhammad Andi Setiawan