get app
inews
Aa Read Next : Pentingnya Self-Esteem Sebelum Kita Mencintai Orang Lain

Ketetapan Allah Pasti Datang

Senin, 30 Mei 2022 | 20:00 WIB
header img
Dr. H. Mukh. Nursikin. M. SI (Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا تَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ۗ ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ

wattaquu yaumang turja'uuna fiihi ilalloh, summa tuwaffaa kullu nafsim maa kasabat wa hum laa yuzhlamuun

"Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 281)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Apakah anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan?, memetik buah buah-buahan sebelum masak? mendapatkan nilai bagus sebelum belajar dengan giat? Menjadi sarjana belum pernah Kuliah? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan tidak dapat diraba, belum terwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna semua masih misteri Illahi. 

Jika demikian, mengapa kita terkadang stres berfikir dan harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal terjadi dan ada didalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan?. Semua masih  tanda tanya.

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam gaib dan belum turun ke bumi. Maka, tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab, siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu. Bisa jadi kita akan terhenti jalan kita sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu akan hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa jadi pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya dengan selamat. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَتٰۤى اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ  ۗ سُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

ataaa amrullohi fa laa tasta'jiluuh, sub-haanahuu wa ta'aalaa 'ammaa yusyrikuun

"Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS. An-Nahl 16: Ayat 1)

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka buka alam gaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru di duga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. pasalnya hal itu termasuk thuulul amal (angan angan yang terlalu jauh). 

Secara nalar, tindakan itu pun tidak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak termakan oleh ramalan- ramalan tentang bencana, musibah, kesengsaraan, kelaparan, kemiskinan,  wabah penyakit dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di "sekolah sekolah-sekolah syetan ". 

(Setan menjanjikan (menakut nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْـفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِا لْفَحْشَآءِ ۚ وَا للّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَا للّٰهُ وَا سِعٌ عَلِيْمٌ 

asy-syaithoonu ya'idukumul-faqro wa ya-murukum bil-fahsyaaa, wallohu ya'idukum maghfirotam min-hu wa fadhlaa, wallohu waasi'un 'aliim

"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."  

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 268)

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur didunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di ”genggaman yang Maha Hidup” tentu tidak akan menggadaikan untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila kita menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak terwujud. 

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya. janganlah pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya. Sebab, hari ini anda sudah sangat sibuk. 

Jika anda heran, maka lebih mengherankan lagi bila orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. 

Oleh karena itu, hindarilah angan- angan yang berlebihan. Bila kondisi hari ini masih seperti kemaren di mana harapan belum menjelma menjadi nyata. biarlah waktu berganti tetaplah tersenyum.

Semoga Allah yang maha kuasa senantiasa melimpahkan Rahman dan Rahim-Nya kepada kita, agar sisa waktu hidup kita ini berokah dan manfaat serta betmartabat, diberikan keselamatan dunia dan akhirat. Aamiin ya rabbal'aalamiin.

Editor : Febyarina Alifah Hasna Nadzifah

Follow Berita iNews Salatiga di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut