get app
inews
Aa Text
Read Next : Sarasehan Alumni Fakultas Syariah UIN Salatiga: Penguatan Peran Alumni Menuju Indonesia Emas 2045

Mungkin ini Ramadhanku yang Terakhir

Senin, 18 April 2022 | 12:47 WIB
header img
Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga, Pengasuh Pondok Pesantren Modern An Nur Pabelan Kab. Semarang, Dr. KH. Mukh Nursikin .,M. SI (Foto : Dok)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ وَيَخْتَا رُ ۗ مَا كَا نَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ  ۗ سُبْحٰنَ اللّٰهِ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ
wa robbuka yakhluqu maa yasyaaa-u wa yakhtaar, maa kaana lahumul-khiyaroh, sub-haanallohi wa ta'aalaa 'ammaa yusyrikuun

"Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Qasas 28: Ayat 68).

Hari berganti hari, waktu berganti waktu, jam barganti jam, waktu dibulan Ramadhan ini terus berlalu, bergeser tanpa henti. Sudah sekian hari kita puasa, Ibadah dan amal-amal yang dilaksanakan di bulan Ramadhan tentunya juga akan rampung dengan sendirinya.

Terkadang tanpa disadari Ramadhan akan segera usai. Sehingga dikatakan puasa itu adalah ibadah rahasia, tentu yang tahu hanya diri kita dan Allah yang maha Mengetahui.

Ramadhan sebagai bulan taskiyatun nafs, dimana umat Islam berlomba-lomba untuk mensucikan diri dengan menggapai untuk meraih kemulyaan dan keberkahan Ramadhan. Kualitas Ramadhan seseorang bisa dilihat dari kemampuanya ia berpuasa, tidak hanya menahan makan minum dan hubungan suami istri dari terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari, akan tetapi dapat menjauhi perbuatan yang dilarang agama seperti perbuatan munkar/maksiat, amal yang tidak berguna, perkataan yang tidak ada manfaat/sia-sia belaka dan lainnya. Akan tetapi ikutilah ajaran-ajaran agama dengan baik dan kaffah.


Dalam bulan Ramadhan setiap orang memiliki waktu yang sama, akan tapi tentunya isi dan kualitas ibadahnya berbeda. Seperti dalam waktu yang bersamaan baik yang ada diluar sana atau disini, ada yang memanfaatkan Ramadhan untuk main Gadget/HP/games sampai tidak kenal waktu, ada yang tidur saja kerjaannya dan lainnya.

Akan tetapi ada juga yang semangat beribadah, baca al-qur'an, dzikir dan lainnya, contoh lain ketika sepertiga malam terakhir, yang begadang sampai pagi, ada yang tidur pulas, akan tetapi ada juga yang tahajud, i'tikaf, dzikir tafakur, dan muhasabah. Tentunya Ramadhannya sama, tapi kualitas isi dan maknanya berbeda-beda.

Dalam konteks ini ketika kita bergaul dengan penjual minyak wangi, tentunya akan ikut harum. Ketika bergaul dengan pandai besi akan ikut bau bakaran, dan ketika bergaul dengan ahli ibadah ia juga akan terbawanya dan lainnya.

Ibarat naik mobil, tergantung dengan mobil yang mana ia masuki, ikut dalam satu mobil bila mobilnya pelan, maka akan ikut pelan. bila mobilnya cepat, maka akan kebawa cepat, bila berhenti akan ikut berhenti dan seterusnya.

Maka masuklah dalam lingkungan Ramadhan yang berkualitas ciptakan dalam diri, keluarga juga lingkungan yang islami sehingga internalisasi nilai- keislaman itu akan ada pada sistem kehidupan kita. Makna Ramadhan akan sangat bernilai dan bermakna.

Semua orang yang hidup ini memiliki jatah waktu yang sama 24 jam dalam sehari semalam. Jadi masalahnya bukanlah waktu, tapi siapa yang bisa lebih pintar dan proposional dalam mengisi bulan Ramadhan dengan kegiatan ibadah, amal sholih, saling tolong menolong dengan sesama, toleransi antar agama dan lainya tentunya dengan semangat fastabikul khairat.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّا ذَا تَكْسِبُ غَدًا ۗ وَّمَا تَدْرِيْ نَـفْسٌ بِۢاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal." (QS. Luqman 31: Ayat 34).

Kita harus bersyukur kepada Allah, bahwa sebuah riski dan keberkahan yang luar biasa, kita masih bisa bertemu Ramadhan tahun ini, banyak saudara-saudara kita yang telah mendahului di panggil Allah yang maha, sehingga tidak dapat betemu serta melaksanakan ibadah di bulan yang mulya ini.

Dalam Hal ini, dikarenakan umur manusia tidak ada yang tahu, kehidupan kita sampai kapan? , apa yang akan terjadi pada waktu-waktu esok?, bagaimana eksistensi kita dihari-hari selanjutnya, hingga tidak ada jaminan seseorang bisakah kita sampai di akhir Ramadhan ini ataukah sebaliknya? Bahkan, mungkin ini merupakan Ramadhan terakhir bagi kita, karena umur yang dimiliki bisa jadi tidak sampai Ramadhan-ramadhan tahun depan Waallahu'alam.

Semoga Allah yang maha rahman dan rahim melimpahkan kasih sayangNya kepada kita, sehingga bisa menemui Ramadhan-ramadhan ditahun-tahun yang akan datang dalam keadaan sehat lahir batin, dapat meraih kesuksesan, menenukan malam yang mulya malam lailatul qadar. Aamiin ya Robbal'alamiin.

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut