BRUSSELS,iNews.id - Sebulan sudah Rusia invasi ke Ukraina dimulai sejak 24 Februari 2022. Namun hingga hari ini, Vladimir Putin dan pasukannya belum mampu menundukkan Ukraina.
Ketika Moskow terus membombardir Kyiv, para pemimpin Barat bersiap untuk menekan Presiden Vladimir Putin lebih keras.
Presiden Rusia Vladimir Putin
Para pemimpin Barat sudah berkumpul di Brussels untuk menghadiri pertemuan puncak atau KTT NATO hari ini. Putin, menanggapi hiruk-pikuk sanksi Barat yang telah memukul ekonomi Rusia dengan keras dan membekukan asetnya, mengatakan Moskow berencana untuk mengalihkan penjualan gasnya ke negara-negara "tidak bersahabat" dengan pembayaran mata uang rubel. Langkah Putin itu telah mengkhawatirkan pasar internasional.
Konflik Rusia-Ukraina. (Reuters)
Sementara itu, tanda-tanda keretakan di jajaran Moskow terendus seetelah seorang ajudan veteran Putin, Anatoly Chubais, mengundurkan diri karena perang Ukraina. Menurut dua sumber, dia telah meninggalkan Rusia tanpa niat untuk kembali.
Dia adalah pejabat senior pertama yang memutuskan hubungan dengan Kremlin sejak Putin melancarkan invasi pada 24 Februari. Kekuatan invasi telah terhenti di beberapa daerah dan perlawanan Ukraina telah menggagalkan harapan Moskow untuk kemenangan cepat.
Namun, artileri dan pesawat perang Rusia mempertahankan pengeboman mereka di beberapa kota sementara warga sipil berlindung di bawah tanah. "Saya belum pernah melihat kekejaman seperti ini sebelumnya," kata Kateryna Mytkevich (38), yang mencapai pusat transit perbatasan Polandia di Przemysl dengan anaknya setelah melarikan diri dari kota Chernihiv, Ukraina.
"Kota ini hancur total", katanya lagi. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terbang ke Eropa untuk menghadiri pertemuan puncak darurat tentang Ukraina dengan NATO dan para pemimpin Eropa di markas aliansi di Brussels pada hari ini. Para pemimpin diperkirakan akan memberikan sanksi tambahan terhadap Rusia. Mereka juga akan setuju untuk memperkuat pasukan di sayap timur aliansi itu.
Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dalam konferensi pers, yang dilansir Reuters. Namun, Stoltenberg mengatakan NATO tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina.
"Sangat penting untuk memberikan dukungan kepada Ukraina dan kami meningkatkannya. Tetapi pada saat yang sama juga sangat penting untuk mencegah konflik ini menjadi perang penuh antara NATO dan Rusia," katanya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam panggilan telepon bahwa dia akan menggunakan pertemuan itu untuk mendorong peningkatan bantuan mematikan defensif ke Ukraina.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Washington akan mengumumkan paket sanksi terhadap tokoh politik dan oligarki Rusia. "Para pemimpin G7 juga akan setuju untuk berkoordinasi dalam penegakan sanksi," katanya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta