JENDERAl Hoegeng Imam Santoso mantan Kapolri paling legendaris.Dia sangat dikenal disiplin dan sederhana Hoegeng menjabat sebagai Kapolri pada 9 Mei 1968.
Saking sederhananya dia selalu menolak berbagai pemberian dengan alasan jabatan merupakan fakta dari kesederhanaannya. Tak tanggung-tanggung ia pernah menolak mobil Mazda dan dua motor.
Bahkan Hoegeng sempat menyuruh sopirnya Aco untuk menjual sepatunya ke Pasar Loak di Pasar Rumput, Manggarai.
Tak hanya menjadi Kapolri, ia juga sempat menjadi Mentri Iuran Negara dan Kepala Jawatan Imigrasi Indonesia.
Selama ia menjadi salah satu jabatan penting di negeri ini ia tetap menerapkan komitmennya. Mungkin sudah tak asing jika mendengar Hoegeng selalu menolak segala pemberian yang diberikan seseorang terkait jabatannya.
Selain itu Hoegeng juga memiliki bakat melukis, ia terkenal sebagai seniman dengan aliran naturalis, dimana pada awalnya ia sering membuat karikatur namun berganti objek menjadi pemandangan kemudian bunga.
Bakat melukis Hoegeng ternyata ia turunkan kepada anak sulungnya, Reni yang juga memiliki bakat melukis yang kemudian ia menjadi salah satu mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Entah sudah berapa banyak karya lukisan yang dihasilkan oleh Hoegeng, yang pada awalnya ia tidak berniat menjual lukisan tersebut. Pernah sekali rekan Dharto, Totok Soesilo, mendengar Hoegeng suka melukis dan berniat untuk membeli lukisan tersebut.
Totok lalu meminta tolong Dharto, yang merupakan salah satu koleganya, untuk menanyakan perihal lukisan yang akan dijual. Akan tetapi ternyata Hoegeng menolak lukisannya dibeli. “Mas Dharto, maaf Hoegeng tidak menjual lukisannya kepada siapapun," ucap Hoegeng, dikutip dalam buku 'Hoegeng Polisi dan Mentri'.
Namun, belakangan setelah Hoegeng pensiun dari Kapolri, beberapa lukisan Hoegeng kabarnya dijual untuk menopang hidupnya. Hingga kini, tak hanya sejumlah lukisan yang masih ada, tetapi karikaturnya juga tersimpan rapi di Hoegeng Gallery, semacam tempat pameran yang didirikan berpatungan oleh anaknya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta