TEMANGGUNG, iNews.id – Kelilingi Indonesia mengendarai sepeda, seorang warga asal Temanggung berhasil ciptakan sejarah baru, Subiyanto (56) warga Kampung Legoksari, Kelurahan Temanggung II, Kabupaten Temanggung dengan membawa uang Rp125.000 mampu selesaikan perjalanannya dalam waktu 18 bulan.
Subiyanto berangkat dari Temanggung pada 13 Agustus 2020. Meskipun bermodal uang pas-pasan, ia memiliki tekad pantang menyerah untuk terus mengayuh sepeda berkeliling Nusantara.
Ia bersepeda keliling Indonesia bertujuan mengenal suku bangsa, daerah wisata, dan keindahan wilayah Indonesia. "Alam Indonesia indah dan warganya ramah, rukun, dan penuh kepedulian terhadap sesama," kata Subiyanto, Rabu (23/2/2022).
Setelah menyelesaikan gowes keliling Nusantara dan tiba di Temanggung pada Selasa (22/2/2022) kemarin. Dia menuturkan, perjalanannya dari Temanggung menuju Jakarta, Serang melalui pantura, kemudian menyeberang ke Lampung menuju Bengkulu, Padang, Banda Aceh, dan Sabang di Pulau We
.
Selanjutnya, menuju Medan, Pekan Baru, Jambi, Palembang, Lampung, Jakarta, Semarang, dan Surabaya, selanjutnya menyeberang naik kapal ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan kemudian gowes menuju Palangkaraya, Pontianak, Balikpapan, Samarinda, Tanjung Selor dan Tarakan.
Mantan atlet tinju ini dari Kalimantan kemudian menyeberang ke Sulawesi menuju Toli-Toli, Sulawesi Tengah, Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju, Makassar, Toraja, Poso, Luwuk, Kendarai, Bau-Bau Pulau Buton kemudian menyeberang ke Ambon menuju Ternate, Tidore, Halamahera Sorong, Papua, Manukwari, Jayapura, dan Merauke.
"Saya berhasil ke titik nol kilometer di Merauke atau perbatasan Indonesia dengan Papua Nugini," katanya.
Ia menyampaikan saat di Ternate sepeda yang dikendarainya patah di bagian kerangkanya. "Alhamdulillah ada yang berbaik hati, saya diberi sepeda untuk melanjutkan perjalanan oleh komunitas Gamalama Bicycle Club Ternate," katanya. Menurut dia, tidak ada kendala berarti dalam perjalanan, bahkan banyak yang menolongnya, baik dari komunitas sepeda ontel, komunitas sepeda motor, Polri, TNI, pemda setempat dan orang-orang Indonesia lainnya yang baru dikenalnya.
"Kadang saya ditolong saat sepeda rusak, diajak makan, bahkan sempat difasilitasi tidur di hotel. Ketika di Papua dari Jayapura ke Merauke dengan alasan keamanan naik Hercules yang difasilitasi TNI," katanya. Dalam perjalanan keliling Indonesia, ia hanya berbekal KTP dan buku atlas, tanpa surat pengantar perjalanan dari kepolisian atau pemerintah daerah. Namun, dia mendapat 32 piagam dari sejumlah kota yang disinggahinya, antara lain diberikan dari komunitas sepeda, komunitas sepeda motor, dan pejabat setempat.
Keponakan Subiyanto, Emi Kusyamah, mengatakan selama pamannya berkeliling Indonesia, dirinya menerima kiriman foto atau video dari komunitas sepeda atau lainnya yang tengah bersama pamannya. "Ada kiriman dari Bengkulu, Aceh, Kalimantan, Sulawesi dan Papua termasuk di titik nol. Mereka mengirim foto atau video ke HP saya karena paman hanya membawa HP jadul yang tidak bisa untuk memotret," katanya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan