get app
inews
Aa Text
Read Next : Pusbakum UIN Salatiga Tandatangani MoU dengan Pemerintah Kab.Temanggung untuk Bantuan Hukum Gratis

Teori Belajar Gagne “Nine Event of Instruction” Tingkatkan Kompetensi Pedagogik Pendidik

Selasa, 02 Mei 2023 | 12:51 WIB
header img
Ilustrasi, (Foto :depositphotos.com)

UNDANG-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 8 menetapkan standar kompetensi guru (pendidik) yang dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional yang akan didapatkan jika mengikuti pendidikan profesi. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran.

Kompetensi kepribadian adalah adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Dalam kajian ini kompetensi yang akan dikaitkan dengan teori belajar Gagne yaitu kompetensi pedagogik.

Kompetensi pedagogik meliputi:

1) Mampu memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi materi yang akan dipelajari peserta didik.

2) Mampu merancang pembelajaran, memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran, yaitu memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingi dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pebelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3) Melaksanakan pembelajaran, meliputi: mengatur latar (setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

4) Merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode, menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

5) Mampu membantu peserta didik untuk menggali dan mengembangkan berbagai potensinya, yaitu memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi nonakademik.

Kompetensi pendidik dalam mengelola pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajarnya. Pendidik perlu juga memahami kondisi peserta didik yang beragam, antara lain dari motivasi, kognitif, kecerdasan emosional, dan ekonomi. Peserta didik yang berada di daerah terpencil bahkan yang terisolasi secara geografis membutuhkan motivasi dalam proses pembelajarannya. Kenyataan tidak bisa dipungkiri bahwa masih ada anak-anak yang usia sekolah belum dapat membaca di daerah tersebut.

Perbedaan individu dalam kapasitas kerja memori dapat menjelaskan perbedaan pelaksanaan tugas-tugas pengolahan informasi, seperti membaca dan mencatat (Tariq & Noor, 2012). Pengolahan informasi adalah perhatian utama dari setiap pendidik. Jika informasi diproses secara efektif, teknik pembelajaran harus benar dan harus memenuhi kebutuhan individual semua peserta didik sehingga harus mengadopsi model pembelajaran yang fleksibel dan interaktif.

Pembelajaran merupakan penyusunan informasi dan lingkungan untuk memudahkan pembelajaran. Dalam teori belajar Gagne menjelaskan pembelajaran sebagai seperangkat peristiwa eksternal bagi peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses pembelajaran internal. Sedangkan lingkungan, tidak dimaksudkan sekedar tempat terjadinya pengajaran tetapi juga teknologi, metode, dan media yang diperlukan untuk memperoleh informasi dan memandu peserta didik untuk belajar.

kesembilan peristiwa belajar “nine event of instruction” dan pembelajaran itu menjadi berarti karena proses mental yang seharusnya ada pada diri peserta didik telah difasilitasi oleh pendidik dengan langkah/tindakan konkret. “Nine event of instruction” yang dikemukakan oleh Gagne diantaranya:

  1. Menarik perhatian peserta didik: pada proses mental peserta didik, guru merangsang daya penerimaan peserta didik dan menciptakan curiosity peserta didik, serta guru dapat menciptakan efek-efek tertentu dan mengajukan pertanyaan yang menantang.
  2. Menyampaikan kepada peserta didik tentang tujuan pembelajaran: membuat/menentukan tingkat harapan yang akan dicapai selama belajar, serta menguraikan tujuan pada awal pembelajaran secara lisan maupun tertulis.
  3. Menstimulir/memanggil terlebih dahulu informasi atau pengetahuan yang sudah diperoleh sebelum proses pengajaran: mendapatkan kembali atau mengingat short term memory peserta didik dengan cara guru dapat bertanya, berdiskusi, melihat gambar/video, mendengarkan cerita sesuai topik yang dipelajari.
  4. Menyajikan isi pembelajaran: peserta didik secara selektif menganggapi isi pelajaran, sedangkan guru menyampaikan materi pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan, strategi, dan alat bantu pelajaran.
  5. Menyediakan pedoman atau petunjuk belajar: peserta didik menulis berbagai hal untuk disimpan pada memori supaya bertahan lama, dan guru dapat menyediakan pedoman/petunjuk belajar yang praktis.
  6. Memberikan kesempatan untuk latihan/unjuk performance: peserta didik merespon pertanyaan, tugas, latihan, dan lain-lain, sedangkan guru memberi pertanyaan, tugas, dan latihan yang harus dilaksanakan.
  7. Memberi umpan balik: peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi dan tingkat kebenaran tugas yang dikerjakan, sedangkan guru memberikan penguatan ataupun memuji peserta didik.
  8. Melakukan penilaian: pada proses mental peserta didik, guru mendapatkan/mempertegas kembali isi pelajaran sebagai bahan evaluasi akhir dan melakukan penilaian.
  9. Mengekalkan dan mengembangkan pengetahuan dan kemahiran peserta didik: peserta didik berlatih, mempraktikan apa yang telah diperolehnya (kognitif, afektif, psikomotorik) dalam situasi yang baru, sedangkan guru menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk memanfaatkan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan tersebut dalam situasi yang berbeda (praktikum, unjuk kerja, project, simulasi, dll)

Jika diperhatikan secara mendalam, pernyataan di atas mencoba memperjelas penerapan model “nine event of instruction” yang dikemukakan oleh Gagne sudah mengimplementasikan teori pembelajaran yang bersifat perspektif dan teori belajar yang bersifat deskriptif.

Paling esensial adalah dalam proses pembelajaran pendidik harus paham benar seperti apa proses mental yang ada dalam diri peserta didik Ketika pendidik menyadari akan hal itu, maka dengan mudah pendidik dapat memfasilitasi berbagai pengalaman belajar apa yang cocok agar proses mental peserta didik tersebut terus berkembang. Pendidik (guru/dosen) sebagai salah satu sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan. Pentingnya peranan guru dalam proses pendidikan telah menimbulkan semacam keyakinan bahwa tingkat rendahnya kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh kualitas pendidik.

Sehubungan dengan kompetensi pendidik, secara sederhana Setsaengsri et al. (2012) menawarkan empat langkah sistem pengembangan kompetensi pendidik sebagai berikut: 1) analisis masalah; menyelidiki situasi dan masalah, mempelajari kebutuhan kompetensi pendidik, mengatur pertemuan. 2) perencanaan pembangunan; pertemuan untuk belajar berbagi, mengutamakan pentingnya, pengaturan rencana aksi, membuat panduan perkembangan. 3) pelaksanaan lokakarya tentang Pelatihan Berbasis Sekolah, implementasi pengetahuan , pasang mitra. 4) percepatan pengawasan dan pemantauan; pertemuan untuk belajar berbagi, mengevaluasi lokakarya, mengevaluasi karakteristik pendidik, mengevaluasi kepuasan pendidik dan peserta didik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Penerapan model “nine event of instruction” yang dikemukakan oleh Gagne sudah mengimplementasikan teori pembelajaran yang bersifat perspektif dan teori belajar yang bersifat deskriptif. Paling esensial adalah dalam proses pembelajaran pendidik harus paham benar seperti apa proses mental yang ada dalam diri peserta didik untuk dapat memotivasi mereka.

Reference:

Gagne, R. M. (1985). The conditions of learning and Theory of Instruction (4th ed.). (E. M. peek, Ed.) Holt: Robert Woodbury, Japan.

Setsaengsri, C., Sirisuthi, C., Duangpaeng, A., & Isarapreeda, P. (2012). Teachers’ Competency Development System through School – Based Training of Local Administration Organizations. European Journal of Social Sciences, 31(1), 130–137.

Tariq, S., & Noor, S. (2012). Impact of Working Memory on Academic Achievement of University Science Students in Punjab , Pakistan. 3(2), 72–78.

Oleh : Febrinna Marchy

Mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia

Editor : Muhammad Andi Setiawan

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut