CIREBON,iNewsSalatiga.id - Seksi Bimas Kemenag Kota Cirebon melakukan rapat koordinasi setelah mendapatkan hasil dari pemetaan seluruh masjid yang ada di Kota Cirebon di Aula Kemenag Cirebon. Dalam rapat tersebut akhirnya dihasilkan beberapa rekomendasi untuk kemajuan kegiatan masjid di masyarakat.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah memetakan masjid-masjid yang ada di Kota Cirebon sehingga diketahui berbagai seluk beluk kegiatan yang ada di masjid seperti berapa jumlah prosentasi masjid, kemanakah afiliasi setiap masjid, konten keagamaan di masjid serta latar belakang pengisi kajian serta khotib di setiap masjid.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Tim Pemetaan Masjid Kota Cirebon yaitu Rizki Riyadu Taufik lewat anggota tim, H. Abdul Wasi dengan menargetkan berbagai tujuan maka dapat diketahui bahwa masjid di Kota Cirebon haruslah menjadi tempat yang memberikan efek positif bagi jamaah sehingga ketentraman dapat tercipta.
"Dengan tentramnya jamaah maka akan kondusif beragama, toleransi antar umat beragama" Ucapnya.
Dalam data Aplikasi SIMAS ( Sistem Informasi Kemasjidan) Kemenag RI, di Kota Cirebon masjid yang terdata sebanyak 272 masjid yang terbagi dalam lima kecamatan yaitu, Harjamukti, Pekalipan, Kejaksan, Lemahwungkuk, dan Kesambi.
Dari ratusan masjid yang ada di Kota Cirebon hanya mengambil sampel sebanyak 120 masjid di lima kecamatan tersebut. Bimas Kemenag menggunakan dua metode dalam pemetaan ini yaitu menggunakan metode survey total sampling dan yang kedua adalah wawancara dan pemberian instrumen.
Dari pemetaan tersebut didapatkan hasil yaitu sebanyak 75 persen masjid berafiliasi ke Nahdlatul Ulama, 6,7 persen afiliasinya ke Muhammadiyah, 3,3 persen salafi serta 15 persen kelompok lainnya.
Selain itu dengan pemetaan ini dapat diketahui bahwa kondisi kehidupan keagamaan yang di Kota Cirebon cenderung kondusif. Ada juga untuk beberapa masjid yang memilih untuk berfiliasi lainnya adalah masjid BUMN dan SKPD yang cenderung masuk dalam masjid lembag pemerintah.
Hasil lainnya didapatkan bahwa latar belakang pengisi kajian yang memilih kategori lainnya diisi oleh berbagai kelompok keagamaan termasuk salafi di dalamnya.
"Beberapa masjid BUMN/SKPD di Kota Cirebon memberikan slot khusus untul narasumber dengan latar belakang salafi, beberapa masjid merasa keberatan dalam proses pemetaan masjid, terangnya.
Dalam rapat koordinasi pemetaan tersebut dihasilkan beberapa rekomendasi yaitu
1. Perlunya Pembinaan DKM dan Khotib Masjid di Kota Cirebon Berkaitan dengan pewujudan kehidupan keagamaan yang harmonis.
2. Meminta pada DKM agar turut serta mengontrol materi kajian keagamaan/ceramah yang cenderung bisa memicu konflik (misal maslaha Furuiyyah dan Kembali Quran Hadist/Bidah)
3.Meminta pada DKM agar bisa memberikan slot khusus untuk materi-materi yang berkaitan dengan Kebangsaan.
4. Meminta pada masjid-masjid BUMN/SKPD/Pemerintah agar tidak didominasi kelompok-kelompok tertentu dan lebih mengedepankan penceramah/pengkhutbah yang membawa misi keagamaan pemerintah
5. Perlunya Pembinaan Berkaitan dengan optimalisasi Fungsi Masjid secara lebih luas, baik dalam persoalan peribadatan, sosial dan ekonomi.
Dalam rapat koordinasi pemetaan tersebut turut hadir juga Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Cirebon, Saefudin Jazuli.
Editor : Muhammad Andi Setiawan