JAKARTA,iNewsSalatiga.id - Sebanyak 1.422.263 liter BBM berhasil diamankan oleh BPH Migas dan Kepolisian. Pengamanan BBM yang didominasi oleh solar bersubsidi ini membuat negara mengalami kerugian sampai Rp17 miliar.
Pengamanan ini terdiri dari 786 kasus penyalahgunaan BBM bersubsidi yang terjadi di tahun 2022 seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati.
"Sepanjang tahun 2022 telah berhasil diamankan BBM berdasarkan keterangan ahli yang diberikan oleh tim BPH Migas dan jumlah yang berhasil diamankan itu mencapai kurang lebih 1.422 263 liter BBM," kata Erika saat konferensi pers di Gedung BPH Migas, Jakarta, Selasa (3/1/2023).
Erika menambahkan kerugian yang dialami negara dari adanya penyelewengan bbm selama 2022 tersebut telah mencapai Rp17 miliar.
Namun kerugian dengan jumlah tersebut masih sebagian nilai dari barang bukti yang didapatkan pada saat penggeledahan.
"Dari barang bukti yang kita temukan itu tadi dihitung teman-teman sekitar 17 miliar ya. Tapi itu kan tadi saya sampaikan itu hanya dari barang bukti yang kita temukan pada saat kejadian penangkapan saja. Tetapi kalau kita runtut ke belakang, berapa lama dia sudah melakukan itu, tentu akan sangat besar seperti itu ya," tuturnya.
Selain itu, Erika menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menyelamatkan subsidi dari penyaluran BBM bersubsidi dengan melakukan verifikasi di beragam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Sekitar Rp 200 miliar, itu hanya dari hasil verifikasi volume yang dilakukan secara rutin setiap bulan oleh teman-teman pengawasan di BPH Migas," kata Erika.
Dari kasus tersebut, Erika mengatakan modus yang digunakan antara lain, dengan mengisi solar secara bertahap di satu waktu di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Jadi mobilnya itu keliling gitu kayak helikopter muter-muter ya, bisa masuk kedalam SPBU. Dia mengisi kemudian dia mundur atau dia keluar lagi, masuk lagi itu kan di dalam satu SPBU berkali-kali," ujar Erika saat konferensi di Gedung BPH Migas, Selasa (3/1/2023).
"Ada juga kendaraan yang sering ganti nomor polisi, atau kendaraan yang keliling di beberapa SPBU untuk mengumpulkan BBM bersubsidi," tambahnya.
Selain itu, Erika mengatakan, terdapat juga beberapa kendaraan truk besar yang memodifikasi tangkinya untuk dapat menampung kapasitas BBM di mobilnya.
"Biasanya kapasitas 60 (liter). Ini bisa sampai 200-300 (liter). Biasanya mobil box, di dalamnya tangki untuk tampung BBM subsidi. Ditemukan juga truk yang atasnya ada terpal, dalamnya ada drum-drum BBM subsidi," paparnya.
Kemudian, Erika menyebutkan ada pihak yang melakukan penyalahgunaan surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh instansi terkait untuk digunakan menimbun BBM bersubsidi.
"Jadi biasanya mereka bisa memalsukan ataupun yang menggunakannya itu bukan yang berhak. Tapi dia punya surat rekomendasi nya, itu nggak bisa beli di SPBU dengan jerigen-jerigen biasanya seperti itu," ungkapnya.
Bahkan, Erika menyebutkan ada juga para operator SPBU yang melakukan penyalahgunaan bbm bersubsidi. Dia mengatakan penanganan terhadap oknum tersebut diurus dengan Polisi.
"Beberapa SPBU juga bisa melakukan itu karena ada beberapa operator terlibat. Itu nanti akan ditangani kepolisian," katanya.
"Kemudian badan usaha pemegang izin usaha yang umum atau agen atau transportir BBM ini juga kita jumpai ada beberapa modus, misalnya pemalsuan order atau delivery order, kemudian pencurian volume BBM di jalan itu yang biasanya orang di jalan," tambahnya.
Editor : Muhammad Andi Setiawan