SALAYIGA, iNewsSalatiga.id - Suatu keyakinan yang kita yakini maka secara intuitif sebenarnya kita telah menganggap keyakinan ini sebagai suatu hal yang dipegang dengan benar, sebagai hal yang dibenarkan. Hal tersebut akan menimbulkan pertanyaan, apa yang membenarkan keyakinan ini? Pertanyaan ini begitu penting dalam hal pengetahuan, terkait bahwa pembenaran (dengan keyakinan yang benar) saja tidak cukup untuk pengetahuan. Oleh karena itu sangat penting untuk memahami apa yang merupakan pembenaran dalam memahami apa yang merupakan pengetahuan.
Contoh kasus dalam hal ini adalah mengenai keyakinan bumi mengorbit matahari. Salah satu jawaban yang mungkin untuk pertanyaan “apa yang membenarkan keyakinan bumi mengorbit matahari?” adalah tidak ada yang membenarkannya dengan kata lain keyakinan ini tidak memerlukan dukungan lebih lanjut untuk dipegang dengan benar. Akan tetapi, sejauh menyangkut sebagian besar kepercayaan (jika tidak semuanya), kemungkinan ini tidak terlalu masuk akal.
Coba kita bayangkan keyakinan seperti sebuah rumah. Jika sebuah rumah tidak memiliki pondasi, maka ia akan runtuh. Hal ini juga berlaku untuk suatu keyakinan, jika tidak memilik dasar yang kuat, jika tidak ada yang mendukung keyakinan, maka keyakinan tersebut tidak dipegang dengan baik. Misalnya seorang anak membentuk keyakinan bahwa bulan adalah balon udara tanpa isi tertentu. Jika kita menganggap keyakinan kita bahwa bumi mengorbit matahari tidak didukung alasan lebih lanjut, maka hal ini setara dengan keyakinan seorang anak mengenai bulan. Tentunya, bagaimanapun keyakinan kita dibenarkan dengan cara yang tidak dibenarkan oleh keyakinan anak. Nampaknya disini keyakinan tidak harus benar untuk dibenarkan. Sebelum diketahui secara luas bahwa bumi mengorbit matahari, pasti dibenarkan untuk percaya bahwa matahari mengorbit bumi.
Harus ada semacam dukungan yang dapat ditawarkan untuk mendukung keyakinan seseorang. Dalam hal keyakinan mengani bumi mengorbit matahari, salah satu alasan pendukung adalah seseorang membaca bahwa demikian dalam buku teks sains yang ditulis oleh seorang ahli dalam ilmu pengetahuan.
Aktivitas dalam hal ini sebenarnya yaitu mendukung keyakinan bahwa bumi mengorbit matahari dengan menawarkan keyakinan lebih lanjut bahwa klaim ini dapat ditemukan dalam buku teks yang dapat diandalkan. Masalahnya adalah hal ini mengundang pertanyaan tentang apa yang mendasari keyakinan pendukung yang ditawarkan. Alasan apapun yang ditawarkan untuk mendukung keyakinan membutuhkan dukungan lebih lanjut begitu seterusnya. Karena terdapat penolakan kemungkinan bahwa keyakinan kita paling tidak dapat dibenarkan meskipun tidak berdasar, ini berarti harus menawarkan dukungan lebih lanjut untuk keyakinan pendukung. Dalam hal ini, sejauh tidak dapat menawarkan alasan yang memadai untuk mendukung keyakinan pendukung maka baik keyakinan pendukung maupun keyakinan asli dibenarkan.
Mari pikirkan kembali mengenai analogi dengan rumah. Bahwa rumah yang tidak memiliki pondasi akan runtuh. Tetapi sebuah rumah yang memiliki pondasi yang ditopang oleh pondasi, pondasi lebih lanjut, dan pondasi lebih lanjut, dan seterusnya tanpa batas, hal itu tidak akan lebih baik. Kecuali jika ada sesuatu yang menahan seluruh struktur, maka memiliki pondasi yang tak terbatas tidak akan melakukan apa pun untuk menghentikan bangunan yang ambruk.
Dalam kehidupan nyata, kita tidak dapat menawarkan alasan baru yang mendukung keyakinan kita di luar titik tertentu. Apa uang membenarkan keyakinan bahwa bumi mengorbit matahari? Karena itulah yang terdapat dalam buku teks sains. Apa yang membenarkan untuk mempercayai apa yang terdapat dalam buku teks sains? Karena, disekolah guru sains meyakinkan dan guru merupakan sumber yang baik dalam hal ini. Apa yang membenarkan mempercayai apa yang dikatakan guru sains? Karena apa yang guru sampaikan sesuai dengan buku teks sains. Disini kita miliki rantai pembenaran yang akhirnya menjadi lingkaran penuh dimana alasan pendukung yaitu mengenai keandalan buku teks sains yang ditawarkan sebelumnya muncul kembali dalam rantai pembenaran.
Dalam hal analogi rumah, jika pondasi rumah itu bertumpu pada pondasi selanjutnya yang pada akhirnya bertunpu pada pondasi aslinya, maka rumah tersebut tidak akan memiliki kesempatan untuk berdiri lama. Sesuatu perlu menahan semuanya, dan sebenarnya tidak ada yang melakukan pekerjaan ini sama sekali.
Dengan demikian nampaknya kita berhadapan dengan tiga altefnatif pilihan yang tidak menyenangkan bagaimana kita menjawab pertanyaan apa uang membenarkan keyakinan kita. Ketiga alternatif itu adalah: 1) keyakinan yang tidak didukung; 2) keyakinan didukung oleh rantai pembenaran yang tidak terbatas (tidak ada keyakinan pendukung yang muncul lebih dari satu kali); 3) keyakinan didukung oleh rantai pembenaran melingkar (keyakinan pendukung muncul lebih dari satu kali).
Alternatif tersebut nampaknya menyiratkan bahwa kita tidak benar-benar dibenarkan dalam memegang keyakinan asli kita. Sama seperti sebuah rumah tanpa pondasi (opsi 1), atau pondasi yang tak berujung (opsi 2), atau dengan pondasi melingkar (opsi 3), secara intuitif tidak akan dibenarkan. Hal ini disebut trilemma Agripa yaitu filsuf Yunani kuno. Trilemma ini berguna untuk memungkinkan kita untuk memusatkan perhatian kita pada berbagai cara di mana pengetahuan dapat disusun jika ingin menghindari trilemma.
Beberapa pilihannya adalah yang pertama infinitisme merupakan tanggapan opsi 2 dari trilemma agripa yang menyatakan bahwa rantai pembenaran tak terbatas dapat membenarkan suatu keyakinan. Sepintas pandangan ini tidak berkelanjutan karena tidak jelas bagaimana rantai pendukung tak terbatas membenarkan suatu keyakinan.
Tanggapan opsi 3 dari trilemma agripa yaitu coherentisme bahwa rantai landasan pendukung yang melingkar dapat membenarkan suatu keyakinan, sehingga kedudukan suatu kepercayaan bergantung pada jaringan kepercayaan seseorang atau kepercayaan. Tanggapa opsi 1 yaitu fonundasionalisme bahwa suatu keyakinan dapat dibenarkan dnegan tanpa keyakinan lebih lanjut. Keyakinan terstuktur sedemikian rupa sehingga rantai pembenaran terakhir dengan keyakinan dasar yang tidak membutuhkan dukungan lebih lanjut.
Oleh : Ahmad Lutfi
Mahasiswa Magister Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia
Editor : Muhammad Andi Setiawan